Liputan6.com, Jakarta – Mantan Ketua DPP Anas Urbaningrum mengisyaratkan skenario muluk di mana dirinya akan dipenjara lebih dari sembilan tahun di Lapas Sukamisken (Lapas) Kota Bandung.
Skenario besar itu juga terkait dengan Susilo Bambang Yudoyono (SBY), Ketua Dewan Tertinggi Partai Demokrat.
Menanggapi hal itu, Demokrat Herzaki Mahendra Putra menilai isu Anas tidak tepat bila dikaitkan dengan Partai Demokrat, khususnya Ketua Senat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Anas seharusnya bertanya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menghukumnya saat itu.
Saat itu, Abraham Samad menjadi Ketua KPK, Bambang Widjajanto (BW) menjadi Wakil Ketua KPK dan Novel Baswedan menjadi Penyidik KPK.
“Pertama, tidak benar mengasosiasikan atau membenturkan Mas Anas dengan Mas AHY atau Partai Demokrat, jadi tidak ada hubungan,” kata Harzaki dalam jumpa pers di Partai Progresif Demokratik di Jakarta, Rabu (12/4). .
“Yang kedua adalah mengkaitkan Pak SBY. Ini tidak tepat karena KPK-lah yang mengutuknya. Karena itu, tidak tepat bertanya ke Demokrat. Tanya Abraham Samad, Bang BW dan lebih tepatnya novelnya.” dia melanjutkan. .
Selain itu, Harazaki mengatakan, dalam kasus Anas, Partai Demokrat juga dirugikan. Jadi, jika skenario Anas dikaitkan dengan Partai Demokrat atau SBY, tidak tepat.
“Kita sudah melewati masa itu, dan itu sudah terjadi. Intinya, kalau saya bicara Mas Anas, saya tidak ada hubungannya dengan AHY, SBY, atau Demokrat. Jadi jangan nabrak.”
“Karena kami tahu ada masalah di Komite Integritas dan Integritas,” katanya, “Jelas kejadian yang terjadi di masa lalu sangat disesalkan. ini.” .
Sebelumnya, Anas Urbaningrum mengatakan kondisinya masih baik setelah menjalani hukuman lebih dari sembilan tahun di Lapas Sukamisken (Lapas) Kota Bandung.
Semua itu, kata dia, tak lepas dari doa keluarga, rekan, dan simpatisan yang terus mendukungnya.
“Saya ingin meminta maaf,” katanya, “Saya minta maaf jika ada yang menganggap saya membusuk di sini. Saya minta maaf jika ada yang mengira saya telah menjadi mayat secara fisik atau sosial.” .4.
“Kalau ada yang menganggap saya sudah terlalu lama di sini, kalau ada yang berpikir bahwa (kurung) yang lama bisa memisahkan saya dari rekan-rekan saya, (pikiran) itu seperti tidur di siang bolong,” ujarnya.
Anas mengatakan dia memiliki skenario besar di mana dia akan masuk penjara.
“Saya juga minta maaf jika seseorang datang dengan skenario yang hebat. Saya sudah terlalu lama di sini dan saya pikir Anas sudah berakhir. Skenario bisa jadi hebat, tapi itu adalah skenario manusia tidak peduli seberapa rumitnya. Dia tidak bisa tegas.
“Saya ingin mengatakan bahwa saya ingin memikirkan masa depan seperti ini. Pada saat yang sama, saya meminta maaf kepada mereka yang menganggap perpisahan saya telah menimbulkan permusuhan. Tidak ada kamus musuh. .Jika seseorang merasakan permusuhan , ini untuk keadilan. Ini hasil perjuangan” ulang Anas.
Sumber: Alma Fikhasari/Merdeka.com