Jakarta – Calon presiden Alliance for Change (Caprice) Anees Baswedan mengisyaratkan banyak tantangan jelang pemilihan umum (Pimelo) 2024. Anis heran dengan munculnya orang-orang yang tidak berkomitmen pada demokrasi dan konstitusi.
Hal itu disampaikan Anis, Kamis (16/3/2023) dalam acara ramah tamah dan dialog kebangsaan antara pimpinan kelompok alumni Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia Maju (KHMI) di kawasan Ancol, Jakarta Utara.
“Saya sering ditanya kualitas demokrasi kita menurun.” “Saya kira kualitas demokrasi kita tidak menurun, tetapi orang-orang yang tidak berkomitmen sekarang lebih berani dalam mengungkapkan pandangan mereka.” kata Anis.
Bahkan, lanjut Anis, langkah amandemen konstitusi belakangan ini jauh dari kekuasaan. Dia mengatakan para pejabat senior ini tidak ragu untuk angkat bicara.
“Saya tidak pernah membayangkan bahwa seorang pejabat tinggi akan mengusulkan amandemen konstitusi. Bahkan jika ada pertemuan di ruang rahasia, bukan? Tapi pernahkah Anda membayangkan itu di bengkel?”
Ia juga menyinggung beberapa menteri yang sudah angkat bicara soal penundaan pemilu 2024, dengan mengatakan, “Bagaimana bisa ada orang di posisi kunci?
Oleh karena itu, mantan penguasa DKI Jakarta ini berpendapat, mereka yang tidak taat pada konstitusi harus melawan sikap tegas mereka yang taat pada konstitusi.
Katanya, “Ini harus diperjuangkan. Kenapa? Ini bukan melawan rakyat, ini untuk menyelamatkan semangat reformasi yang kita lakukan pada tahun 1998. Jadi kita jaga karena kalau tidak akan dirugikan.”
Anis menambahkan, demokrasi hanya bisa didukung jika aturan main dipertahankan dan dihormati. Oleh karena itu, agar Pemilu 2024 berjalan sesuai jadwal, kuncinya adalah posisi netral penguasa.
“Sering dikatakan bahwa yang kita butuhkan adalah permainan yang adil, kesempatan yang sama dan keadilan dari yang berkuasa. Maka kehendak Tuhan dan apa yang kita rencanakan akan dilakukan. Kehendak Tuhan,” kata Anees Baswedan.
Wakil Presiden Himpunan Alumni Muslimin (KAHMI) Jaya Seukur Mandar menyebut ada pengurus HMI yang tidak sevisi, mendukung mantan Gubernur DKI Jakarta Anees Baswedan sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.
Menurutnya, hal tersebut merupakan hal yang wajar. Jika ada yang berbeda, itu berkah. Hal tersebut disampaikan dalam acara Dialog Ramah dan Patriotik melalui KAHMI Kepribadian Indonesia Maju yang diselenggarakan di Kecamatan Ancol, Jakarta Utara pada Kamis (16 Maret 2023).
“Di berbagai grup WA (WhatsApp) alumni HMI, saya sering mendengar dari teman-teman yang tidak sependapat dengan calon Mas Anies, seperti tukang bully. Saya sampaikan bahwa pilihan ganda itu berkah dan tidak bisa dipaksakan. pada orang Pilih Mas Anies meski jadi eksekutif di HMI Terima kasih.
Namun menurutnya perbedaan pilihan jangan sampai menimbulkan kebencian. Selain itu, ia berbicara sebagai pengurus HMI.
“Namun moral kita sebagai kader HMI tidak boleh melecehkan mereka yang telah menjadi saudara ideologis kita, karena moral kita sebagai kader HMI sudah teruji dalam perpolitikan negeri ini bahwa kita berbeda warna kulit karena dialektika kita. ” kata Bersyukur.
Ia pun mengapresiasi bahwa meski sesama Pengurus HMI, ia tidak bisa memaksakan pilihannya untuk mendukung Anees Baswedan dalam Pemilihan Pengurus HMI lainnya.
“Jadi Anda tidak bisa memaksa semua orang untuk memilih satu warna. Tapi diberi kesempatan untuk resmi mencalonkan diri untuk tiga partai, bukan dorongan yang biasa bagi Mas Anis.”