Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) melaporkan pada Desember 2022, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) meningkat sebesar Rp8.525,5 triliun. Angka tersebut meningkat 8,3% year over year (secara tahunan) dibandingkan Desember 2021.

Kepala Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menjelaskan, “Perkembangan tersebut didorong oleh peningkatan jumlah uang beredar M1 sebesar 9,5% YoY dan peningkatan semicurrency sebesar 6,8% YoY.” / Januari 2023).

baca juga

Irwin mengatakan pada Desember lalu, perkembangan jumlah uang beredar (M2) yang lebih luas terutama didorong oleh perkembangan net foreign asset dan penyaluran kredit.

Sementara itu, Net Foreign Asset mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 4,9% (yoy), naik 1,0% dari periode yang sama tahun lalu.

“Pada Desember 2022, kredit meningkat 11,0% (yoy), namun sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang meningkat 10,9% karena perkembangan produksi dan penyaluran kredit konsumer.

Dan secara resmi, semua pencapaian tersebut mengalami peningkatan dibanding November 2022. International Investment Bank menyebutkan pada November 2022, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) meningkat sebesar Rp8.296,1 triliun atau 9,5% (yo-oy).

Perkembangan ini didorong oleh pertumbuhan uang beredar (M1) yang ketat sebesar 11,7% YoY.

Peningkatan jumlah uang beredar pada November 2022 didukung oleh perkembangan penyaluran kredit dan net foreign asset. Sementara itu, penyaluran kredit meningkat 10,8% yoy mengikuti evolusi penyaluran kredit produktif.

Aset valuta asing bersih juga mencatat pertumbuhan positif sebesar 1,0% (secara tahunan), naik dari pertumbuhan 3,8% (secara tahunan) pada periode sebelumnya.

Sementara itu, tagihan neto sistem moneter pemerintah pusat turun 17,2% (yoy) menyusul kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 16,8% (yo-y).

Bank Indonesia (BI) yakin rupiah akan menguat pada 2022. Kepercayaan Bank Indonesia bergantung pada masuknya investasi asing ke Indonesia.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Piri Warjiu mengatakan nilai tukar rupiah akan menguat seiring meredanya ketidakpastian global setelah bank sentral AS berhenti menaikkan suku bunga acuan pada kuartal pertama 2023.

“Anda akan memasuki akun modal serta portofolio investasi (PMA) dan portofolio investasi. Karena itu kami memperkirakan nilai tukar rupee akan cenderung konsolidasi ke arah fundamental di masa depan,” lapor Berry, Rabu di Antara. . 21 /). Desember 2022).

Nilai tukar rupee akan melemah pada tahun 2022 karena dolar AS menguat terhadap hampir semua mata uang dunia dan The Fed gencar menaikkan suku bunga.

BI juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan mencapai kisaran 4,5-5,3% pada tahun 2023 dan inflasi akan kembali ke kurang dari 4% atau sekitar 3% year-over-year.

“Tahun depan, ketika ketidakpastian ekonomi global mereda, beberapa faktor akan kembali ke fundamental,” ujarnya.

Untuk itu, Bank Indonesia menyatakan akan terus menerapkan kebijakan moneter yang mendukung stabilitas sistem keuangan dan terus bekerja sama dengan pemerintah untuk menjaga inflasi inti di bawah 4 persen, termasuk insentif untuk sektor pangan.

“Oleh karena itu, tidak perlu ditanggapi dengan menaikkan suku bunga acuan secara berlebihan dan agresif seperti negara lain, seperti AS,” katanya.

Bank Indonesia juga akan terus melakukan digitalisasi sistem pembayaran dengan merchant menggunakan standar QR Indonesia (QRIS) yang ditargetkan mencapai 45 juta pada tahun 2023, yang 80% di antaranya adalah usaha kecil dan menengah (UMKM).

“Untuk Presidensi ASEAN tahun 2023, pembayaran QRIS akan diperluas untuk digunakan di 5 negara ASEAN hingga koneksi lintas batas terjalin”, katanya. by admin Arwana99.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *