Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan pada Minggu, 5 Februari 2023, cuaca mendung akan terjadi di wilayah Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang.

BMKG memprediksi cuaca dari pagi hingga sore hari.

Peringatan dini cuaca menyebutkan kemungkinan terjadi hujan disertai petir dan angin kencang di sebagian wilayah Kota Bogor pada siang hingga malam hari.

Perlu diwaspadai kemungkinan hujan disertai petir dan angin kencang antara siang/sore dan malam hari di Kabupaten Bogor dan sebagian kota,” kata BMKG.

Sedangkan cuaca pagi DKI Jakarta sebagian besar gerimis. Di sore hari, langit mendung yang cerah menutupi seluruh kota.

Namun, warga Jakarta harus waspada terhadap kemungkinan banjir.

Peringatan Dini Cuaca Pada Minggu, BMKG mengingatkan, “Waspadai kemungkinan banjir di beberapa wilayah Jakarta.”

Berikut informasi lengkap prakiraan cuaca wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Zapoditapek) yang dilansir Liputan6.com dari situs resmi BMKG www.bmkg.go.id.

Sementara itu, peneliti BMKG memantau kondisi salju abadi di puncak gunung di wilayah Papua. Temuan ini mengejutkan karena zaman es tidak akan lama lagi.

Di Pegunungan Papua, diperkirakan lapisan es akan hilang dalam 5-6 tahun, dan luas tutupan salju tahunan diperkirakan 10 kali ukuran lapangan sepak bola Amerika.

Kondisi tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh elnino dan lanina Indonesia, namun diperparah dengan tingginya suhu beku di atmosfer, membuat hujan salju pembentuk es semakin sulit terjadi.

Fungsi permafrost di Indonesia sama dengan di Arktik. Artinya, sebagai penyeimbang dan termometer Bumi, ia bisa menjadi reflektor matahari.

Sementara itu, permafrost dapat menyimpan dan melumpuhkan bakteri dan virus penyebab penyakit serius. Kontraksi ini terdeteksi pada tahun 2010, saat peneliti di BMKG melakukan instalasi untuk memantau keberadaan mata abadi.

Perhitungan menunjukkan bahwa pemanasan global telah mengurangi akumulasi tutupan salju sekitar 23,3 m. Indonesia diperkirakan akan kehilangan salju abadi yang hanya bisa dilihat dari puncak Gunung Jaya Wijaya pada tahun 2026.

Hal ini terjadi akibat perubahan iklim yang ekstrim akibat pemanasan global yang terjadi di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir. Dengan demikian, tumpukan salju abadi terus menyusut.

Menggabungkan berbagai data, diharapkan lapisan es yang ada di puncak Gunung Gayawijaya akan hilang dalam lima hingga enam tahun ke depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *