Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca mendung pagi ini di seluruh wilayah DKI Jakarta. Sementara itu, hujan disertai petir dan angin kencang diperkirakan terjadi di sebagian wilayah Jakarta pada sore hari.

Pernyataan BMKG hari ini Minggu (5/5/3). / 2023).

Kemungkinan yang sama juga terjadi di daerah penyangga Jakarta yang meliputi Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang.

BMKG menyebutkan sebagian wilayah Bogor, Depok, dan Bekasi akan mengalami hujan disertai petir dan angin kencang dari pagi hingga sore hari.

“Waspadai potensi hujan disertai petir dan angin kencang dari sore hingga malam hari untuk sebagian Kabupaten Bogor, Kota, Kota Depok, Kabupaten Bixie dan Kota,” kata BMKG.

Pada pagi hari, hujan ringan diperkirakan terjadi di tiga kota penyangga kecuali Tangerang.

Berikut informasi lengkap prakiraan cuaca wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Zapoditapek) yang dilansir Liputan6.com dari situs resmi BMKG www.bmkg.go.id.

Cuaca ekstrem mungkin terjadi di Jakarta dan bagian lain di Pulau Jawa. Menurut laporan Trans-Dependency Initiative (XDI), pada Selasa (21/2/2023) Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta masuk dalam 100 besar perusahaan dunia.

Menurut Peraturan Menteri Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2022, cuaca ekstrim menyebabkan hilangnya kondisi curah hujan, arah dan kecepatan angin, suhu, kelembaban atmosfer dan jarak pandang, terutama kehidupan dan keselamatan. harta karun.

Peringatan dini cuaca ekstrem bersifat segera dan berisi informasi tentang kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem.

Berdasarkan keterangan dalam Pasal 3, peringatan dini cuaca ekstrim terdiri dari sebagai berikut.

Menurut informasi yang dipublikasikan BMKG, kejadian cuaca ekstrem menjadi sangat sering terjadi selama 30 tahun terakhir.

Peristiwa cuaca ekstrem ini terjadi di beberapa provinsi besar di Indonesia. Diantaranya adalah Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Faktor pertama penyebab cuaca ekstrim adalah aktifnya monsun Asia yang secara periodik berhembus dari benua Asia melalui Indonesia hingga ke benua Australia.

Indonesia terletak di garis khatulistiwa yang terpengaruh oleh angin tersebut. Angin periodik menandakan bahwa musim hujan di Indonesia masih berlanjut.

Pola konvergensi dan perlambatan kecepatan angin yang terjadi di Indonesia saat cuaca buruk terus berlanjut di berbagai wilayah menyebabkan uap air yang berubah menjadi awan hujan berkumpul di satu wilayah dan meningkatkan kerapatan jatuhan air. Akibat konvergensi dan perlambatan ini, hujan lebat dan berkepanjangan dapat terjadi.

Faktor terakhir adalah suhu permukaan laut yang hangat di Indonesia dan sekitarnya, yang memungkinkan air menguap dengan mudah dan terkumpul dalam awan hujan, menghasilkan uap air yang cukup banyak sehingga membentuk awan hujan dan membentuk fenomena atmosfer. gelombang pasang.

Gelombang cuaca ini dapat meningkatkan peluang hujan karena udara lembab di banyak wilayah Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *