Liputan6.com, Jakarta – Misteri pembunuhan berantai yang dipelopori oleh Wowon Erawan alias AKI; Solihin, biasa dipanggil Dulukh; Dan M Dede Solehuddin terungkap karena warga menemukan kasus keracunan di Bekasi.

Asih, warga yang tinggal di sebelah rumah tempat terjadinya tindak pidana (TKP), mendengar Ai Maimunah (40) mengeluh di dalam rumah sekitar pukul 08.30 WIB Kamis (9/1) lalu.

baca juga

Saat ditemui di lokasi TKP Kecamatan Pantarjebang Kota Bekasi pada Sabtu, Achi mengatakan, “Saat kejadian itu, saya dan tetangga membukakan pintu karena Bu Ai kejang-kejang dan mengerang seperti orang kesurupan.” . (21/1).

Mendengar hal tersebut, Aisha dan suaminya memasuki sebuah rumah di Desa Ziketingprat yang awalnya dikabarkan kosong. Saat masuk, ternyata sebenarnya ada dua pria yang duduk di ruang depan sambil minum bubble.

Belakangan terungkap bahwa keduanya adalah Radwan Abdel Moez yang berusia 20 tahun. Muhammad Rezwandi (16). Kemudian Sayyid Didi Saladin berada di kamar dan digantikan oleh Ai Maimunah bersama putranya Naing Aiu Susilawati (5).

“Ya, tapi saya tidak tahu nama saya (Rizwan dan Riswandi). Orang yang sama di kamar itu normal, tapi dia pingsan. Ketiganya tidak sadarkan diri. Itu Bu Hu yang kena serangan epilepsi,” Asih kata kata.

Dia melanjutkan, “(Ning Ai Yue) sedang duduk dengan anaknya, tapi dia sepertinya takut. Ibunya (Ai Mai Muna) sedang menunggunya karena dia tidak enak badan. Ketika saya bertanya, saya takut karena ada banyak orang.”

Assieh mengatakan dia tidak bisa berbuat banyak dengan lima orang yang mulai mati karena keracunan, dan dia sedang menunggu ambulans dan polisi untuk mengevakuasi kelimanya.

“Ambulans masih membawa kami. Kemudian mereka mengatakan mereka meninggal di malam hari (Ai Maimouna, Radwan Abdel Moez, Mohamed Raswandi),” aku Asseeh.

Sementara itu, Ashi mengaku tidak mengetahui bahwa rumah yang sudah setahun lalu dikosongkan itu sebenarnya ditempati oleh lima orang yang hadir saat kecelakaan terjadi.

“Kosong,” kata Aseeh, “Karena nenek saya tinggal sendiri. Anak-anaknya sudah punya rumah sendiri, jadi kosong. Sudah sekitar satu tahun kosong.”

Acih tidak pernah melihat jumlah kedua tersangka, Wowon Erawan alias AKI dan Solihin alias Duloh, namun hanya mengakui informasi yang diperolehnya. Mereka diketahui menyewa rumah kosong dua minggu sebelum kecelakaan.

“Jadi saya bertanya apakah benar-benar ramai. Tetangga itu berkata, ‘Sudah sekitar dua minggu. Kalau saya tahu hari Kamis, saya tahu.'”

Rumah TKP yang terletak di Kelurahan Ciketingudik Kelurahan Ciketingbarat, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi ini tampak seperti rumah tua dengan tembok depan bata putih dari luar.

Anda bisa melihat pekarangan di sekitar rumah yang tidak terawat dengan lubang di atap atapnya. Atap asbes ditutup dengan beberapa terpal untuk menutupi kebocoran.

Dia menjelaskan, “Ya, ini miliknya. Saya belum mengambilnya (ada pakaian di luar rumah). Rumah orang ini kosong, dan listrik mati di sebelah.”

Karena sudah ada garis polisi di depan rumah, Aci mengaku banyak kotoran dan muntahan manusia yang diduga milik korban.

“Kotoran manusia banyak sekali, dan muntahannya ada di mana-mana,” katanya.

Lubang yang dia gali di halaman belakang belum terlihat oleh Ash. Setelah kabar itu tersebar, ia mengetahui ada lubang yang digunakan untuk mengubur jenazah para korban.

“Yah, aku tidak tahu sampai aku mendapat laporan. Itu sebabnya orang-orang di belakang kita tidak melihat kita.”by admin Arwana99.

Sumber: Bakhtiaruddin Alam/Merdeka.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *