Jakarta untuk Perubahan Calon presiden Anees Baswedan mengaku sebagai menteri gubernur tapi manusia biasa. Di sisi lain, dia sama sekali tidak memiliki arti dalam hidup.
Anise bercerita tentang sebuah kejadian dimana ia merasakan gejolak emosi dari bawah ke atas saat berlibur di Jakarta saat ia berusia sembilan tahun, tepatnya kelas tiga sekolah dasar.
“Saat itu, kami sedang melakukan yoga saat liburan di Jakarta. Saat liburan, tiga adik perempuan saya berusia 7 tahun, satu adik berusia 5 tahun, dan saya berusia 9 tahun.” Let’s be Human Day” , Sabtu (29 Juli 2023) dari Jakarta.
Saat itu Anis kecil merasa kehilangan ketika adiknya Haifa meninggal dalam kecelakaan di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur.
“Terjadi kecelakaan loker bandara jatuh dan kakak saya meninggal. Saat itu, saya hendak ke kamar mandi dan lantainya berlumuran darah.
“Orang-orang mengatakan sesuatu, jadi saya menariknya ke samping. Kemudian setelah beberapa saat, saya tahu itu adalah saudara perempuan saya. Jadi saudara perempuan saya yang berusia 7 tahun masuk ke lemari dan jatuh dan kepalanya terbentur.” tambah Anees Baswedan.
Pada saat itu, dampak psikologis yang tak terbayangkan menjadi mungkin. Ketika saat dimana kamu seharusnya bahagia malah dipenuhi dengan kesedihan karena kematian adikmu.
“Bayangkan menyusuri jalan yang sama,” kata Anees. “Kami bertiga pergi yoga bersama, dan kami bertiga pergi dengan adik laki-laki saya. Tepat ketika saya membawa adik laki-laki saya untuk haji. adik perempuan tidak siap. Itu hilang.” .
Dia mengakui bahwa keterkejutan atas kecelakaan itu membuatnya sangat terluka. Karena ia merasa telah kehilangan adiknya untuk selama-lamanya saat orang tuanya masih berada di Yogyakarta.
“Jadi keluarga kami terpukul keras,” kata Anise.
Anis pun mengenang hari-harinya mencari kuburan di Haifa saat masih menjadi Gubernur DKI Jakarta. Namun sayangnya, makamnya tidak pernah ditemukan karena ditumbuhi oleh kuburan lain.
“Dimakamkan di Kober Jatingara dan sampai sekarang belum ditemukan saat dilantik menjadi gubernur. Jadi di Jogja, sepertinya kita tidak terbiasa membangun kuburan dan kehilangannya,” kata Anees.
Bertumpuk tinggi di Jakarta, tak ada makam yang ada di sana. Jadi saya meluangkan waktu untuk menuliskan semuanya. Nama saudara perempuan saya adalah Haifa.
Koresponden: Bakhtiaruddin Alam/Merdeka.com