Liputan6.com, Jakarta – Mahfouz Siddig, Sekretaris Jenderal (Sekretaris Jenderal) Partai Gelora Indonesia, mengatakan Aliansi Besar sejalan dengan gagasan Partai Gelora untuk menyuarakan kebutuhan nasional sejak awal. rekonsiliasi dan elit. menggabungkan. Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyetujui poros KIB dan KIR untuk Pemilu 2024.
“Perpecahan yang terjadi pasca Pilpres 2014, Pilkada DKI 2017, dan Pilkada 2019 menggerogoti fondasi dasar solidaritas kita sebagai bangsa,” kata Mahfouz Siddique dalam keterangannya, Jumat (4/7).
Menurutnya, dunia kini terancam perang global akibat persaingan antar kekuatan besar.
“Indonesia akan melihat dampak yang sangat besar jika terjadi disrupsi global seperti pengalaman kita menghadapi pandemi Covid-19,” ujarnya.
Mahfouz mengatakan pemilihan presiden (Bilbus) 2024 tidak boleh terus mempolarisasi politik seperti pada pemilu sebelumnya, di mana Partai Demokrat memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih baik sebelum bersidang setiap lima tahun.
“Oleh karena itu, atas nama kepentingan nasional dan bukan atas nama kepentingan partisan atau orang tertentu, kita membutuhkan koalisi besar-besaran yang kita sebut Aliansi Persatuan,” ujarnya.
Selama tiga tahun, Mahfouz melanjutkan Partai Gelora membahas gagasan perlunya rekonsiliasi nasional dan mempersatukan elitnya dengan sejumlah politisi dan pemimpin nasional.
“Partai Gelora sangat mendukung gagasan aliansi bersatu untuk menyelamatkan Indonesia dari ancaman kekacauan global saat ini,” pungkasnya.
Sebelumnya, pada tanggal 4 (waktu setempat), Presiden Jokowi menggelar pertemuan di kantor DPP PAN di Jakarta dengan lima perwakilan parpol pendukung pemerintah selama Ramadan.
Lima Kepala Staf yang hadir dalam pertemuan itu adalah Kepala Staf Grindra Prabowo Subianto, Kepala Staf Golkar Airlangga Hartarto, Kepala Staf PKB Muhaimin Iskandar, Kepala Staf PAN Zulkifli Hasan dan Pj. Kepala Staf PPP Muhammad Mardiyono.
Pertemuan dua jam tersebut menunjukkan tanda-tanda penggabungan antara kedua koalisi untuk pemilu 2024. dan PKB.
Usai pertemuan, Jokowi mengaku belum mau membicarakan kemungkinan penggabungan kedua koalisi. Namun, ketika mereka bergabung, mereka mengatakan bahwa mereka rukun.
“Waktu ” Jokowi menjawab pertanyaan wartawan.
Sumber: Noor Habibi/Merdeka.com