Liputan6.com, Jakarta – Polisi Kota Malang (Polista) memeriksa beberapa saksi dalam kasus investasi robot Auto Trading Gold (ATG) dengan tersangka Dinar Wahyu Sabtian alias Wahyu Kenzo.
Menurut Kapolres Malang Kota Koumbis Paul Budi Hermanto, pada Selasa 14 Maret 2023 dilakukan pemeriksaan terhadap istri tersangka, Wahyu Kenzo atas nama Angie Jesse, dan satu orang lagi atas nama Desi.
baca juga
Bohr yang biasa dipanggil Antara, Sabtu (18/3/2023) mengatakan, “penyelidikan terhadap istri-istri WK, termasuk pemilik rekening bernama Desi.”
Buhir menjelaskan, Bareskrim Polres Malang Kota mengidentifikasi Desi karena Desi adalah pemilik rekening yang digunakan untuk menerima uang dari korban investor ATG.
Menurutnya, akun Desi sudah ditutup sejak awal 2022. Polres Malang Kota juga meminta keterangan kepada pihak bank mengapa rekening saksi ditutup.
“Peran Daisy adalah menjadi pemilik rekening yang digunakan untuk menerima arus kas dari anggota. Awal 2022, rekening ini ditutup dan kami meminta informasi dari bank,” kata Boher.
Dia menambahkan, Polres Malang Kota masih melakukan penyelidikan mendalam atas kasus yang menelan ribuan korban dan kerugian total Rp 9 triliun itu. Dia juga meminta masyarakat untuk waspada terhadap praktik penipuan investasi serupa.
Buher mengatakan, “Kami akan menyampaikan secara komprehensif. Kemudian masyarakat dapat mengharapkan pola ini tidak terjadi. Dalam kasus ini, tersangka mengaku mendapat keuntungan dari uang yang diinvestasikan oleh masyarakat.”
Dalam kasus investasi bot perdagangan Auto Trade Gold, yang sebelumnya memakan korban puluhan ribu korban, skema gila-kaya Kenzo mirip dengan skema Ponzi.
Korban yang harus menderita kerugian hingga Rp 9 triliun membuat janji manis bahwa uang yang disimpan di ATG akan dikelola di luar negeri.
Kapolres Malang Kota Budi Hermanto mengatakan, Kamis, 16 Maret 2023, seperti dilansir Antara 2023, “Ini semacam Ponzi. Katanya titipan akan dikelola di luar negeri, tapi ternyata tidak demikian.”
Bohr menjelaskan dengan cara yang disederhanakan kasus di mana seseorang menarik uang dari anjungan tunai mandiri (ATM), misalnya. Ketika seseorang menarik uang, mereka dibayar tunai.
Namun, di ATG Bot, keuntungan yang diyakini anggota terbatas pada angka yang ditampilkan di layar, karena keuntungan hanya ditampilkan di layar dan tidak dapat diuangkan.
“Misalnya, setelah korban menyetor Rp 100 juta menjadi Rp 1,5 miliar, tetapi tidak bisa mencairkannya. Hal ini tetap membuat masyarakat merasa bahwa bot trading ATG memiliki dampak dan konsekuensi yang besar,” ungkapnya. .
Kasat Reskrim Polres Malang Kota, Kompol Bayu Vipriyanto Prayuga menambahkan, korban harus membeli produk makanan dan minuman sebelum berinvestasi di ATG untuk mendapatkan voucher.
Ia mengatakan, “Setelah membeli produk, korban mengaktifkan voucher yang diberikan oleh bot menggunakan ATG 5.0 yang dioperasikan oleh ATG Management.”
Baiu menjelaskan bahwa dalam sistem yang disajikan kepada korban setelah aktivasi akun, broker eksternal mengelola investasi korban dan menjanjikan pengembalian yang tinggi.
Namun ternyata investasi korban dikelola oleh manajemen ATG, bukan broker luar. Polisi tidak dapat menemukan transaksi keuangan dengan broker asing.
Menurut keterangan tersangka Kenzo Wayu, uang investasi anggota yang berjanji akan tetap dikelola broker asing itu dibayarkan kepada anggota lain yang sudah mencairkan dananya.
Ia mengatakan, “Setoran atau investasi tersebut dibayarkan kepada anggota lain dan ditarik kembali, atau dalam hal ini, setoran anggota dibayarkan kepada anggota lain.”
Ia menambahkan, melalui skema itu, uang korban yang dikelola Kenzo Wahu dibagikan kepada korban lain sebagai dividen. Dengan rencana seperti itu, praktis tidak ada gunanya mengelola uang Anda.
Dia berkata, “Aliran uang ini, yang perlu dikelola di luar negeri, sebenarnya dikelola oleh Kenzo Wayu di Korea. Penarikan atau pembayaran untuk penarikan tidak berasal dari pendapatan, tetapi dari uang anggota lain yang masuk.”
Polisi menetapkan Kenzo Wahyu dan Manajer Pemasaran ATG Raymond Enovan (RE) sebagai tersangka dalam kasus tersebut. Keduanya telah diarahkan ke beberapa pasal untuk meminta pertanggungjawaban mereka atas tindakan mereka.
Secara terpisah, polisi di Kota Malang memeriksa sejumlah saksi, antara lain istri Kenzo Wahu, pemilik rekening yang digunakan untuk menerima aliran uang, ahli IT, ahli perdagangan, dan perbankan, termasuk eksekutif ATG.
Polisi di Kota Malang menyita sejumlah mobil mewah milik Kenzo Wayu, antara lain BMW M4 mewah, Toyota Alphard Executive Lounge, dan Toyota Innova. Lalu ada tiga Vespa edisi terbatas yakni BMW R Nine T dan Harley-Davidson Road Glide.
Nama asli Wahyu Kenzo adalah Dinar Wahyu Saptian. Wahyu Kenzo adalah CEO Pansaka sekaligus pendiri robot trading ATG.
Pansaka sendiri dikenal sebagai perusahaan direct selling yang fokus pada pengembangan produk kecantikan dan kesehatan.
Wahu juga menyebut dirinya menyukai mobil sport dan sport di akun Instagramnya. Dia mengklaim berspesialisasi dalam cryptocurrency dan forex.
Wahyu Kenzo yang lebih dikenal sebagai Crazy Rich Surabaya mencuri perhatian ketika diumumkan sebagai pemenang lelang baju legendaris Persebaya Mat Halil.
Menurut News Liputan6.com, ia menjual jersey Persibaya Surabaya milik Matt Hillel seharga 130.888.888 rupiah di sebuah lelang.
Kenzo Wahyu kerap memamerkan kemewahan yang dimilikinya dengan penipuan robot dagang ATG di akun media sosialnya.
Pada Kamis, 9 Maret 2023, setelah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka di Mapolres Malang Kota, terungkap kerugian dari situasi penipuan investasi bot trading ATG Wahyu Kenzo mencapai hampir Rp 9 triliun.