Liputan6.com, Jakarta – Pada tahun 2023, beberapa perusahaan milik negara akan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Diantaranya yang sudah terkenal adalah PKT (PT Pupuk Kalimantan Timur), PGE (Pertamina Geothermal Energy) dan PHE (Pertamina Hulu Energi). IPO PGE saat ini sedang berlangsung.
baca juga
Sementara itu, Inarno Djajadi, Direktur Utama Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Pertukaran Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mengungkapkan IPO PHE ditunda sementara dan IPO Pupuk Kaltim masih dalam proses.
“Jadi, kecuali kami memasukkannya ke dalam pipeline kami karena Pupuk Kaltim belum terdaftar dan Pertamina Hulu Energi telah mengalami beberapa penundaan, PHE masih memiliki beberapa masalah teknis atau dokumentasi yang harus diperbaiki, salah satunya adalah keuangan. Laporan sebelumnya pada bulan Juni akan digunakan nanti laporan keuangan.
Inarno menambahkan kisaran nilai emisi Pertamina Hulu Energi yang ditargetkan dalam IPO sebesar Rp9 triliun. Sebagai perbandingan, PGE, anak perusahaan Pertamina lainnya yang sedang dalam proses IPO, menawarkan 10,35 miliar saham baru dengan strike price Rp820-Rp945 per saham, menargetkan pendanaan baru hingga Rp9,78 triliun.
“Oleh karena itu, nilai emisi juga tergantung selera eksternal. Namun PHE berkisar antara INR 8-9 triliun”, tambah Inarno.
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai tahun politik tidak mempengaruhi industri pasar modal, khususnya jumlah perusahaan perdagangan dan emiten.
Gide Nyuman Yetna, Direktur Penilai Efek BEI, mengatakan pihaknya melihat investor Indonesia bisa memilih dengan bijak baik secara ekonomi maupun politik.
BEI mempertimbangkan tanggal atau tiga pemilihan dan tidak berdampak signifikan terhadap jumlah transaksi atau perusahaan yang terdaftar di pasar modal Indonesia.
“Kami sudah memiliki 11 perusahaan terdaftar, 10 di e-IPO, 38 perusahaan dalam pipeline, dan jendelanya masih 11 bulan lagi,” kata Newman dalam konferensi di Pacific Place, dikutip Minggu (5/Februari 2023). .
Sejauh ini, BEI mencatat ada 38 perusahaan yang masuk dalam proses IPO, antara lain dari sektor teknologi, transportasi, dan logistik.
“Sampai Januari tahun ini, 11 perusahaan sudah go public, jadi ada 38 perusahaan dalam pipeline,” ujarnya.
Dalam pipeline IPO adalah PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), anak usaha BUMN.
“Saya tidak sengaja IPO elektronik dan kemarin ada pubex Pertamina Geothermal Energy dan saya bisa resmi go public”
Dengan demikian, calon emiten cryptocurrency PGEO mendekati proses pencatatan saham BEI. Berikut 10 perusahaan yang akan berbicara di BEI dalam waktu dekat.
Sedangkan per 31 Januari 2023, sebanyak 10 perusahaan baru telah mencatatkan saham di BEI, dan BEI berencana mencatatkan 57 perusahaan pada tahun ini.
Total perusahaan yang tercatat di bursa BEI mencapai 835 perusahaan. Target akhir tahun ini sebanyak 57 perusahaan, naik dari target tahun lalu sebanyak 56 perusahaan. Untuk mencapai jumlah perusahaan yang terdaftar di bursa efek. Pimpinan Perusahaan Peiman Rachman mengatakan hingga akhir 2022 sudah mencapai 59 perusahaan.
Tingkat pertumbuhan emiten di Indonesia selama lima tahun terakhir mencapai 45,8%, tertinggi di antara kawasan. Dari segi angka di ASEAN, mereka hanya kalah dari Malaysia.
“Per 31 Januari 2023, jumlah investor di pasar modal telah meningkat menjadi S$10,4 juta, dimana 4,5 juta adalah investor ekuitas. Pada akhir tahun lalu, ada 10,3 juta dan ada 4,4 juta investor ekuitas. Jadi begitulah investor saham,” kata Iman menambahkan 100.000 investor baru dalam satu bulan.
Sementara itu, tingkat pertumbuhan investor pasar modal tahun ini ditargetkan naik 35% dari 10,3 juta atau sekitar 13 juta.
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) sedang mencari cara untuk menyerap perusahaan asing untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO) di Indonesia.
Corporate Valuation Director BEI, Gide Neumann-Yetna, menjelaskan inisiatif tersebut jauh dari keinginan banyak perusahaan asing untuk listing di bursa BEI.
“Kami sedang mengkaji rencana listing di luar negeri bagi perusahaan yang berbentuk entitas asing (di luar PT) yang beroperasi di Indonesia,” kata Neumann kepada wartawan di Comat (2 Maret 2023).
Menurut dia, penelitian BEI terhadap pencatatan saham perusahaan asing penting karena BEI menerima sejumlah informasi dan permintaan dari para pelaku usaha yang beroperasi di Indonesia yang memiliki perusahaan berbentuk badan usaha asing untuk mendapatkan IPO. di Indonesia. Mereka menjadi perusahaan yang tercatat di BEI.
Melihat kinerja pasar modal Indonesia yang sangat tangguh di tengah krisis belakangan ini, tidak dipungkiri banyak perusahaan asing yang ingin mencoba peruntungan di pasar Indonesia. Untuk itu, Neumann berharap inisiatif ini mendapat respon positif dari berbagai pemangku kepentingan.
“Kami berharap mendapat dukungan dari seluruh pemangku kepentingan di pasar modal untuk memberikan masukan dan dukungan atas inisiatif ini,” imbuhnya.
Sepanjang tahun lalu, aktivitas perdagangan BEI meningkat signifikan dibandingkan akhir tahun 2021. Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) tercatat sebesar Rp 14,7 triliun, naik 10% dibandingkan posisi terakhir tahun 2021. Rp 13,4 triliun.
Selain itu, nilai transaksi harian sebesar 1,31 juta, meningkat 1,1% dibandingkan akhir tahun 2021, dan nilai tertinggi dibandingkan bursa efek di kawasan ASEAN selama empat tahun terakhir. Pertumbuhan ini juga tercermin dari rata-rata volume perdagangan harian yang mencapai 23,9 miliar lembar saham, naik 16% dari akhir tahun sebelumnya. by admin Arwana99.