Tangerang – Memerangi Rotavirus Penyebab Diare Akut pada Balita Dinas Kesehatan Kota Tangerang berencana serentak memberikan vaksin rotavirus pada 15 Agustus 2023. Imunisasi diberikan di seluruh Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, Klinik dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

Direktur Pelayanan Kesehatan Pemerintah Kota Tangerang, dr. Angraini Dini, Selasa (25 Juli 2023).

Menurutnya, vaksinasi rotavirus sangat penting sebagai bagian dari program vaksinasi anak yang harus diselesaikan. Rotavirus dapat menyebabkan diare parah pada anak-anak dan bisa berakibat fatal, dan virus dapat hidup di permukaan untuk waktu yang lama, bahkan di tangan orang dewasa.

“Rotavirus adalah penyebab paling umum dari diare parah pada anak. Jika tidak ditangani, anak bisa mengalami dehidrasi yang bisa berakibat fatal. Vaksin ini bisa mencegah rotavirus pada anak,” ujarnya.

Vaksinasi terhadap rotavirus sangat mudah karena hanya membutuhkan satu tetes saja. PHBS merupakan upaya untuk mengurangi penyebaran infeksi rotavirus serta melalui vaksinasi.

“Kita semua harus menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari karena dengan menggunakannya bisa mengurangi penyakit. Tapi vaksinasi sama pentingnya dengan meningkatkan kekebalan tubuh. Jadi semuanya saling melengkapi,” ujarnya.

Warga Tangerang disarankan membawa anaknya untuk vaksinasi rotavirus dan melengkapi vaksinasi lainnya.

Menurut instruktur mikrobiologi FKKMK (Sekolah Keperawatan Kesehatan Masyarakat) UGM, penyakit diare mempengaruhi pertumbuhan anak, dan jika kambuh pada masa pertumbuhan, mereka mengalami gangguan pertumbuhan tinggi badan, kekurangan kekuatan fisik, dan kecerdasan yang berkurang.

Di Indonesia, diare pada bayi merupakan penyebab kematian terbanyak kedua dengan angka kematian yang dilaporkan sebesar 9,8% pada kelompok usia di bawah 1 tahun.

“Rotavirus merupakan penyebab diare akut pada anak di bawah usia 5 tahun baik di negara maju maupun negara berkembang. Rotavirus dikenal sebagai virus demokrasi karena dapat menginfeksi setiap anak tanpa memandang status sosial ekonomi. Hampir setiap anak pernah mengalami diare setidaknya satu kali pada usia 5 tahun, kata Hira dalam pidato pengukuhannya di Balai Senat Universitas Gajah Mada, Kamis, 11 Mei 2023.

Hera menjelaskan, pertama kali dilaporkan adanya rotavirus di Indonesia setelah mempelajari dan mengumpulkan tinja dari anak-anak di bawah usia 5 tahun yang menderita gastroenteritis akut di Yogyakarta. Sampai saat ini, surveilans rotavirus terus dilakukan di Indonesia, dan diare rotavirus menunjukkan beban morbiditas dan mortalitas yang tinggi.

Diare rotavirus adalah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin rotavirus yang tersedia saat ini yang dapat berkembang biak di usus manusia dan memicu respons kekebalan.

“Keempat vaksin tersebut telah disertifikasi sebelumnya oleh WHO dan empat vaksin telah tersedia secara komersial: Rotarix, Rotateq, Rotavac, dan Rotasiil.”

Vaksin rotavirus RV3 saat ini sedang dikembangkan untuk mengantisipasi kasus diare pada anak di Indonesia, dan peneliti UGM sedang melakukan uji klinis, kata Hira. Vaksin ini juga sudah memasuki uji klinis fase 3.

“Dalam waktu dekat, RV3 diharapkan dapat diproduksi secara massal oleh Bio Farma dan akan digunakan untuk memvaksinasi anak-anak di Indonesia,” ujarnya.

Hera mengumumkan telah melakukan uji klinis fase 2b rotavirus RV3-BB untuk mengetahui pengaruh antibodi ibu terhadap plasenta atau ASI terhadap kemanjuran vaksin.

Mengenai diare anak, katanya, “Secara terpisah, dari hasil percobaan, dipastikan bahwa vaksin rotavirus RV3-BB dapat diberikan bersama dengan vaksin lain seperti vaksin polio oral.”

Dalam sambutan pembukaannya yang berjudul Surveilans Rotavirus: Hasil Berbasis Bukti Implementasi Vaksin Rotavirus di Indonesia, Hira menekankan perlunya penerapan langkah-langkah pencegahan diare rotavirus melalui vaksinasi cepat. Oleh karena itu, penerapan vaksin rotavirus dalam imunisasi nasional sangat diperlukan untuk melindungi anak-anak kita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *